Obesitas dan kurang aktivitas fisik ternyata meningkatkan risiko terjadinya kanker, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Untuk itu, masyarakat diimbau mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, beraktivitas fisik, dan menjaga berat badan ideal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan obesitas dan kurang aktivitas fisik menyumbang 30 persen risiko kanker. Berdasarkan studi, ada hubungan antara kanker dengan berat badan berlebih, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Beberapa jenis kanker yang bisa timbul adalah kanker kerongkongan, ginjal, rahim, pankreas, payudara, dan usus besar.
Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam sambutan tertulisnya pada rangkaian acara Peringatan Hari Kanker Sedunia, Rabu (18/2 - 2009) di Jakarta, kanker tidak diketahui penyebabnya secara pasti, tetapi dipengaruhi banyak faktor risiko seperti merokok, diet tidak sehat, faktor lingkungan, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan stres.
”Namun belum diketahui mengapa obesitas dan kurang aktivitas fisik meningkatkan risiko kanker,” kata dr Endang Widiastuti dari Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ada kemungkinan hal itu terkait dengan kurangnya aktivitas fisik dan asupan makanan berlemak pada mereka yang mengalami obesitas.
Segala usia
Keterkaitan antara obesitas dan kanker ini terjadi pada segala usia, termasuk anak-anak. Saat ini 1,6 miliar orang dewasa di dunia mengalami berat badan berlebih dan 400 juta orang di antaranya obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami berat badan berlebih dan 700 juta orang di antaranya mengalami obesitas.
Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyebutkan, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk usia 15 tahun lebih adalah 10,3 persen. Adapun prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun yaitu pada anak lelaki 9,5 persen dan pada anak perempuan 6,4 persen. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10 persen pada kelompok anak usia 5-17 tahun.
Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskular di dunia. Menurut laporan WHO tahun 2003, tiap tahun ada lebih dari 10 juta kasus baru kanker. Di Indonesia, data Riskesdas tahun 2007 menyebutkan, prevalensi tumor 4,3 persen per 1.000 penduduk. Data statistik rumah sakit tahun 2006 menunjukkan kanker payudara menempati urutan pertama disusul kanker leher rahim, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma non-Hodgkin, dan leukemia.
Gizi seimbang
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes Yusharmen menekankan pentingnya mengampanyekan aktivitas fisik, diet seimbang, dan sehat. ”Keseimbangan energi yang didapat dengan yang dikeluarkan perlu dijaga. Caranya adalah mengubah kebiasaan seperti menonton televisi dan main playstation yang menyebabkan meningkatnya angka obesitas dan beraktivitas fisik secara teratur,” ujarnya.
Asupan makanan dengan menu gizi seimbang perlu dikonsumsi masyarakat untuk mencegah faktor risiko kanker. Menurut guru besar Institut Pertanian Bogor Prof Fransiska Rungkat Zakaria, anak-anak harus makan sayur dan buah 300-400 gram per hari, sedangkan orang dewasa 600-800 gram setiap hari
Sumber : Kompas
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan obesitas dan kurang aktivitas fisik menyumbang 30 persen risiko kanker. Berdasarkan studi, ada hubungan antara kanker dengan berat badan berlebih, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Beberapa jenis kanker yang bisa timbul adalah kanker kerongkongan, ginjal, rahim, pankreas, payudara, dan usus besar.
Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam sambutan tertulisnya pada rangkaian acara Peringatan Hari Kanker Sedunia, Rabu (18/2 - 2009) di Jakarta, kanker tidak diketahui penyebabnya secara pasti, tetapi dipengaruhi banyak faktor risiko seperti merokok, diet tidak sehat, faktor lingkungan, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan stres.
”Namun belum diketahui mengapa obesitas dan kurang aktivitas fisik meningkatkan risiko kanker,” kata dr Endang Widiastuti dari Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ada kemungkinan hal itu terkait dengan kurangnya aktivitas fisik dan asupan makanan berlemak pada mereka yang mengalami obesitas.
Segala usia
Keterkaitan antara obesitas dan kanker ini terjadi pada segala usia, termasuk anak-anak. Saat ini 1,6 miliar orang dewasa di dunia mengalami berat badan berlebih dan 400 juta orang di antaranya obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami berat badan berlebih dan 700 juta orang di antaranya mengalami obesitas.
Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyebutkan, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk usia 15 tahun lebih adalah 10,3 persen. Adapun prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun yaitu pada anak lelaki 9,5 persen dan pada anak perempuan 6,4 persen. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10 persen pada kelompok anak usia 5-17 tahun.
Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskular di dunia. Menurut laporan WHO tahun 2003, tiap tahun ada lebih dari 10 juta kasus baru kanker. Di Indonesia, data Riskesdas tahun 2007 menyebutkan, prevalensi tumor 4,3 persen per 1.000 penduduk. Data statistik rumah sakit tahun 2006 menunjukkan kanker payudara menempati urutan pertama disusul kanker leher rahim, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma non-Hodgkin, dan leukemia.
Gizi seimbang
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes Yusharmen menekankan pentingnya mengampanyekan aktivitas fisik, diet seimbang, dan sehat. ”Keseimbangan energi yang didapat dengan yang dikeluarkan perlu dijaga. Caranya adalah mengubah kebiasaan seperti menonton televisi dan main playstation yang menyebabkan meningkatnya angka obesitas dan beraktivitas fisik secara teratur,” ujarnya.
Asupan makanan dengan menu gizi seimbang perlu dikonsumsi masyarakat untuk mencegah faktor risiko kanker. Menurut guru besar Institut Pertanian Bogor Prof Fransiska Rungkat Zakaria, anak-anak harus makan sayur dan buah 300-400 gram per hari, sedangkan orang dewasa 600-800 gram setiap hari
Sumber : Kompas
0 omongan